Death Note

Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati.

—Al-Qur’an

 

Kematian. Kata ini tidaklah asing terdengar di telinga kita. Sebuah masa di mana taubat kita tak akan lagi diterima. Suatu ketika di mana akan menghampiri setiap manusia.

Kematian. Ia akan senantiasa mengincar kehidupan manusia. Kita tak pernah tahu kapan ia akan menghampiri kita. Ia adalah rahasia-Nya hingga Imam Al-Ghazali pun berkata bahwa ajal itulah yang paling dekat dengan kita.

Kematian. Ia tak pernah bisa kita duga. Kapan, di mana dan saat kita sedang apa. Kita sama sekali tak dapat mengintip rahasia itu, walau hanya setitis. Seperti kisah dua insan di dekat saya, yang satu gadis manis—menjalani hidup dengan ceria, sedang yang satu—amma—dilanda penyakit berbahaya.

Amma, penyakit yang dideritanya seringkali membawanya ke dalam kondisi kritis, tak sadarkan diri berhari-hari, membuat sang dokter seringkali memvonis dirinya tak mampu bertahan lama. Namun, kematian memanglah rahasia. Jika memang belum Allah izinkan, ia belum akan hadir menimpa manusia. Pun jua pada Amma, vonis-vonis dokter yang melandanya berkali-kali ternyata bila tak Allah izinkan memang tidak akan terjadi. Amma masih bertahan sampai saat ini, meski harus bolak-balik berobat keluar negeri.

Sementara satu yang lain, gadis ceria bernama Ika. Masih terngiang di kepala, saat di hari sebelumnya ia masih ada menemani kita, di sekolah, bercanda dan tertawa. Namun, sekali lagi kematian memanglah rahasia. Semua pun terkejut saat di esok malamnya mendengar kabar Ika telah tiada. Kecelakaan di Ciwidey telah merenggut nyawanya.

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kami-lah kamu dikembalikan.” (Q.S.Al-‘Anbiya: 35)

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami, kamu dikembalikan.” (Q.S.Al-Ankabut: 57)

Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (Q.S.Ali-Imran: 185)

Kematian itu rahasia dan akan tetap menjadi rahasia-Nya. Dia tahu tabiat kita, karena itu ia merahasiakannya. Sebab Dia ingin, dengan begitu, kita akan berusaha melakukan yang terbaik untuk-Nya.

 

Bahan muhasabah untuk diri yang seringkali lalai mmengingat mati.

Bumi Allah, 20 Juli 2013, 20.25

 

Invea Nur Mukti Lestari